Arizul Suwar dan Sumardi Efendi 2 Peneliti Fanshur Institute
Meulaboh 5 November 2025
Peneliti Fanshur Institute mempresentasikan makalah pada even The 2nd Meulaboh International Conference on Islamic Studies (MICONIS) STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. Kegiatan yang dilaksanakan pada 5–6 November 2025 berlangsung secara hybrid, menggabungkan format luring dan daring. Konferensi internasional yang mengangkat tema “The Development of Islam in Southeast Asia: Education, Civilization, Law, Modern Fiqh Siyasah, and Transformation in the Digital Era” ini diikuti oleh sekitar 200 presenter dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri.
Dalam forum ilmiah bergengsi tersebut, para peneliti dari Fanshur Institute turut berpartisipasi sebagai presenter yang memaparkan hasil riset di berbagai bidang kajian Islam kontemporer.
Sumardi Efendi dan tim mempresentasikan penelitian berjudul “Islamic Criminal Law in Addressing Cybercrime: An Analysis of the Principles of Maslahah and Sadd al-Dzarī‘ah”. Studi ini mengkaji relevansi hukum pidana Islam dalam merespons tantangan kejahatan siber di era digital, serta menekankan pentingnya pendekatan maqāṣid al-syarī‘ah dalam merumuskan regulasi yang berorientasi pada kemaslahatan publik.
Peneliti lainnya, Ramli dan tim membawakan presentasi berjudul “Islamic Psychology in Southeast Asia: Genealogy, Challenges, and Future Directions.” Karya ini menelusuri perkembangan, tantangan epistemologis, dan arah masa depan psikologi Islam di kawasan Asia Tenggara.
Sementara itu, Sukri dan tim turut menyampaikan hasil riset bertema “The Contribution of the Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) in Plastic Waste Control in Coastal Area in Meureubo District, West Aceh Regency.” Penelitian ini menyoroti peran komunitas lokal dalam mengendalikan sampah plastik di wilayah pesisir Aceh Barat.
Adapun Arizul Suwar dan tim berkontribusi dengan makalah berjudul “Inner Ethics and the Crisis of Identity in the Digital Age: A Comparative Reflection Between Islamic and Existential Thought.” Kajian ini menelaah krisis etika dan identitas di era digital melalui refleksi komparatif antara pemikiran Islam dan filsafat eksistensialisme.
Konferensi The 2nd MICONIS 2025 secara resmi dibuka oleh Ketua STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Prof. Dr. H. Syamsuar, M.Ag. Abi Syamsuar (sebutan beliau) dalam sambutannya menegaskan bahwa MICONIS tidak hanya menjadi ajang pertemuan ilmiah, tetapi juga wadah strategis untuk memperkuat kolaborasi riset lintas negara dalam bidang studi Islam. Ia juga mengapresiasi kontribusi aktif lembaga riset seperti Fanshur Institute yang konsisten menghadirkan gagasan-gagasan segar bagi pengembangan keilmuan Islam modern.
Keikutsertaan Fanshur Institute dalam The 2nd MICONIS 2025 menjadi wujud komitmen lembaga tersebut dalam mendorong riset-riset kritis dan kontekstual yang berpijak pada isu-isu aktual dunia Islam. Melalui forum akademik internasional semacam ini, para peneliti diharapkan dapat memperluas jejaring ilmiah, memperkaya khazanah pengetahuan, serta memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan studi Islam di tingkat global.


Sukri M.Sos salah seorang peneliti Fanshur Institute berpose di depan baliho mikonis