
Paya Luah, 7 Januari 2025
Membaca adalah jendela dunia, sebuah ungkapan yang meskipun sederhana namun penuh makna dalam kehidupan. Dengan membaca, kita tidak hanya memperoleh informasi baru, tetapi juga membuka pikiran kita untuk memahami berbagai pandangan, pengalaman, dan budaya. Membaca mampu memperluas wawasan kita, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, serta memperkaya pengetahuan yang pada gilirannya mendukung proses pembelajaran yang berkelanjutan. Namun, meski memiliki potensi yang besar, budaya membaca di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang cukup berat.
Menurut laporan UNESCO pada tahun 2021, Indonesia memiliki indeks minat baca yang masih rendah, yaitu hanya 0,01%. Artinya, dari seribu orang, hanya satu yang memiliki kebiasaan membaca buku. Ini merupakan angka yang sangat memprihatinkan, mengingat peran penting membaca dalam perkembangan individu dan masyarakat. Rendahnya minat baca ini juga berkontribusi pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia yang hanya tercatat sebesar 14,6%. Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dengan IPM 28% dan Singapura yang mencapai 33%. Tantangan ini bukan hanya soal kebiasaan membaca, tetapi juga menyangkut kualitas sumber daya manusia yang dibangun melalui pendidikan dan literasi.
Di tengah realitas ini, sebuah inisiatif kecil namun penuh harapan hadir di Desa Paya Luah, perpustakaan Seuramo Baca. Perpustakaan desa ini bukan ditujukan sebagai sebuah ruang fisik untuk menyimpan buku, tetapi juga menjadi simbol perjuangan literasi yang mengobarkan semangat belajar dan berkembang di tingkat akar rumput. Sebagai upaya untuk mengatasi tantangan rendahnya minat baca, Seuramo Baca didirikan dengan tujuan memberdayakan masyarakat desa melalui akses terhadap informasi dan pengetahuan.
Seuramo Baca telah memperoleh legalitas resmi melalui surat keputusan kepala desa, yang memastikan bahwa perpustakaan ini bukan sekadar milik sekelompok orang atau individu, melainkan fasilitas publik yang dapat diakses oleh seluruh warga desa. Dengan legalitas ini, Seuramo Baca dapat berkembang lebih luas dan menyentuh banyak lapisan masyarakat. Hal ini juga menjadi tanda bahwa masyarakat Desa Paya Luah memiliki komitmen untuk menjadikan literasi sebagai salah satu pilar utama dalam membangun peradaban yang lebih baik di tingkat lokal.
Meskipun Seuramo Baca masih terbilang baru dan koleksi bukunya masih sangat terbatas, perpustakaan ini berusaha semaksimal mungkin untuk menyediakan bahan bacaan yang berkualitas dan bermanfaat. Perpustakaan ini bukan hanya menjadi tempat untuk membaca buku, tetapi juga berfungsi sebagai pusat belajar bagi anak-anak dan siswa-siswa sekolah yang ingin memperluas wawasan mereka. Seuramo Baca menyediakan ruang yang aman dan nyaman bagi mereka untuk mengeksplorasi pelajaran di luar kurikulum sekolah dan mengembangkan minat serta bakat mereka.
Selain itu, perpustakaan ini juga berperan sebagai tempat untuk memupuk karakter generasi muda yang penuh semangat, rasa ingin tahu, dan hasrat untuk belajar. Setiap buku yang dibaca di Seuramo Baca menjadi sarana untuk memperkaya imajinasi dan memperdalam pengetahuan, yang pada gilirannya membantu mereka dalam mengejar mimpi dan aspirasi masa depan. Seuramo Baca membuktikan bahwa membaca bukan hanya soal memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang memperkaya kualitas hidup dan meningkatkan kapasitas diri untuk menghadapi tantangan yang lebih besar.
Keberhasilan Seuramo Baca tidak terlepas dari dukungan dan komitmen perangkat desa yang memiliki visi jauh ke depan. Kepala Desa Paya Luah, Ilyas, merupakan salah satu figur utama dalam perjalanan Seuramo Baca. Ia memahami betul bahwa literasi adalah fondasi penting dalam menciptakan masyarakat yang mandiri dan berdaya saing. Ilyas percaya bahwa perubahan besar dimulai dari tempat-tempat kecil, dan dengan menyentuh kehidupan masyarakat desa melalui literasi, ia berharap dapat menciptakan dampak positif yang meluas.
Tidak hanya memberikan legalitas untuk Seuramo Baca, Ilyas juga aktif terlibat dalam program-program literasi di desanya. Ia memberikan dorongan moral dan mendorong kolaborasi antara berbagai pihak, baik itu pengelola perpustakaan, pemerintah desa, maupun masyarakat setempat. Kepemimpinan yang visioner ini telah menciptakan sebuah ekosistem literasi yang saling mendukung dan menguatkan satu sama lain.
Sinergi antara pengelola perpustakaan dan perangkat desa inilah yang menjadi kunci utama keberhasilan Seuramo Baca. Dalam kolaborasi yang erat ini, setiap pihak menyadari pentingnya literasi sebagai alat untuk meraih kemajuan. Seuramo Baca bukan sekadar sebuah perpustakaan biasa, melainkan sebuah gerakan literasi yang menghidupkan semangat membaca di tingkat desa. Ini adalah langkah kecil yang diambil untuk mewujudkan perubahan besar di masa depan.
Meskipun tantangan literasi masih besar, Seuramo Baca telah menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari tempat yang paling sederhana sekalipun. Dengan tekad yang kuat, kerjasama yang solid, dan visi yang jelas, Desa Paya Luah telah membuktikan bahwa perjuangan literasi bukanlah hal yang mustahil. Seuramo Baca telah menjadi api yang menyala di tengah kegelapan, menyinari jalan bagi generasi muda yang siap untuk belajar dan bersaing di dunia yang semakin kompleks. Api semangat ini akan terus membara, menyebar ke desa-desa lainnya, dan membangkitkan gelombang perubahan di seluruh Indonesia.
Penulis ; Arizul Suwar, Pegiat Literasi Aceh, Pimpinan Redaksi Media INTIinspira