Ramli M.Ag_Direktur Fanshur Institute
Ramli M.Ag _ Direktur Fanshur Institute
Era disrupsi meniscayakan kekeringan spiritual, melahirkan kecemasan dan kekosongan eksistensial. Perubahan berjalan begitu cepat dan manusia harus berlari menyesuaikan diri dengan keadaan material yang tak terprediksi sembari abai pada esensi dan spiritualitas yang makin mengering, kosong. Akibatnya, semakin pengetahuan bertambah semakin hidup gundah; Semakin jabatan tinggi semakin terasa sepi; Dan semakin kekayaan melimpah semakin hati merasa susah.
Keadaan yang lebih parah terjadi bagi mereka yang bahkan tidak memiliki askes materi yang cukup. Manusia-manusia kurang beruntung ini terlalu rentan. Depresi, stress, frustasi dan kehilangan harapan sering berujung pada pelarian yang keliru, penyalahgunaan narkoba atau bahkan bunuh diri. Berita tentang orang-orang yang mengalami krisis eksistensi, tidak semangat dalam bekerja, hilang harapan kemudian tidak mampu bertahan dalam situasi dunia yang juga terus bergerak cepat, berubah, menggilas, tanpa mengenal ampun.
Banyak pekerjaan yang hilang, digantikan robot, digital dan kecerdasan buatan (artificial intelligent) menimbulkan kekhawatiran mendalam. Ancaman pengangguran dan PHK (pemutusan hubungan kerja), sulitnya mendapat pekerjaan baru dan buyarnya nilai moral menambah beban bagi manusia yang hidup di abad 21. Abad ini seolah mengumumkan puncak peradaban, dan sebagian besar manusia yang berada di kaki gunung disrupsi, kehilangan harapan.
Islam mengajarkan umat untuk tidak putus asa apalagi berhenti berharap. Islam menganjurkan, dalam keadaan kondisi apapun untuk senantiasa berzikir dan memperbanyak zikir. Salah satu zikir yang dianjurkan dalam Islam adalah kalimat “La Ilaha Illa Allah” yang artinya Tiada Tuhan Selain Allah.
Syekh Abdurrauf Ibn Ali Al Fansuri Al Jawi Al Singkili atau Abdurrauf Singkel (1615-1693) menulis dalam Kitab Tanbih Al Masyi, 20 keutamaan yang dapat diperoleh jika rutin mengamalkan zikir La Ilaha Illa Allah. Beberapa diantara keutamaan tersebut adalah:
Pertama, membersihkan tauhid dan menjauhkan seseorang dari syirik. Kalimat tauhid la ilaha illa Allah memberi makna pada nafi dan isbat, yaitu menafikan segala sesuatu dan menghadirkan Allah di dalamnya. Kalimat ini jika diucapkan terus menerus menjadi pengingat pada manusia bahwa tidak ada tempat bergantung selain Allah SWT.
Kedua, menumbuhkan keikhlasan dalam beramal dan bekerja mencari nafkah. Akibat dari mulazamah zikir La ilaha illah Allah (zikir yang dikerjakan secara kontinyu) adalah kesadaran bahwa segala perbuatan dan keadaan manusia sudah ditentukan oleh Allah. Seorang hamba didorong untuk ikhlas hatinya hanya berharap Ridha Allah baik dalam amaliyah maupun pekerjaan sehari-hari. Bagi seorang hamba yang sudah mulazamah zikir, bekerja sehari-hari adalah bagian dari tasarruf ilahi, menjalankan fungsi, tugas, kewajiban dan penghambaan manusia kepada Allah semata.
Ketiga, mendorong seseorang kepada ketakwaan dan ketekunan dalam ibadah. Sama dengan dorongan sebelumnya, jika bagian sebelumnya mendorong pada gairah zahir dalam mengoptimalkan hubungan dengan Allah maka pada fase ini, mulazamah zikir akan mendorong pada gairah batin berupa takwa dan tekun (mendorong istiqamah)
Keempat, sebagai obat penyembuh bagi jiwa dan tubuh (dapat mengurangi dan melerai rasa sakit) baik bagi mereka yang membacanya maupun yang diperdengarkan padanya kalimat tersebut. Zikir La ilaha illa Allah sangat baik diucapkan bagi orang sakit atau seorang yang mengalami rasa sakit di area tertentu. Allah adalah Dzat yang meliputi segala sesuatu dan artinya Allah juga meliputi rasa sakit; hadir dalam rasa sakitmu; Dan dibagian tubuhmu yang sakit ingatlah Allah disitu.
Kelima, sebagai kalimat dakwah yang dapat menggerakkan hati orang-orang yang mendengarnya. Itu menjadi salah satu hikmah mengapa kalimat dzikir ini dibaca keras dan lebih utama dilantunkan secara secara berjam’ah. Pembacaan kalimah zikir La ilaha illah Allah secara berjama’ah adalah bagian dari kegiatan dakwah yang sangat mulia.
Keenam, sebagai tali pengikat iman supaya sampai kepada husnul khatimah. Ini penting dalam rangka membiasakan lidah dalam mengucapkannya. Karena seperti dikatakan bahwa ketika sakratul maut, orang-orang akan dipertemukan dengan apa yang ia biasakan dengannya. Maka ketika seorang membiasakan berzikir La ilaha illa Allah, kelak ketika menjelang azal, kalimat tersebut akan membersamainya.
Ketujuh, sebagai amalan kecil yang bernilai besar dan menjadi tiket menuju surga. Amalan zikir La ilaha illah Allah sangatlah sederhana tapi bernilai pahala yang tinggi luar biasa. Jika dikatakan semua amal baik akan dicatat walaupun sebesar dzarrah (atom), sesungguhnya amalan zikir itu lebih besar dari dzarrah dan bahkan lebih besar dari dunia dan segala isinya.
Kedelapan, mendorong lahirnya kebaikan bagi diri sendiri dan lingkungan. Kalimat yang mulia ini akan memicu pada kebaikan diri dan juga orang lain.
Kesembilan, mendapat kemanisan mardhiyah yaitu perasaan senang dan gembira di hati orang-orang yang mendapat ridha Allah. Ini juga keuntungan yang sangat besar yakni merasakan kegembiraan di dalam hati bagi orang-orang yang ber-mulazamah dengannya.
Kesepuluh, mendapat kemanisan malfazah yaitu rasa manis yang hinggap di lidah mereka yang telah asyik dan tenggelam dalam zikir La ilaha illa Allah.
Kesebelas, memperoleh cahaya iman, dari zikir La ilaha illah Allah yang senantiasa diketuk-ketuk ke dalam hati.
Keduabelas, menemukan sirr yaitu rahasia kebatinan, seperti yang didapatkan oleh mereka yang menempuh jalan sufi. Zikir La ilaha illah Allah adalah semudah jalan menuju ma’rifah.
Ketigabelas, mendapat pertolongan, petunjuk, inspirasi, aspirasi dan solusi dalam menyelesaikan masalah dan menjalani kehidupan. Manfaat ini sangat berguna di era disrupsi ini.
Keempatbelas, menumbuhkan gairah dan semangat menjalani kehidupan, yang juga sangat berguna bagi manusia modern.
Kelimabelas, memberi kedamaian hati, keamanan batin dan ketentraman jiwa bagi mereka yang senantiasa istiqamah dalam melafalkannya.
Keenambelas, mencapai Ajaib Malakut (merasakan keajaiban Tuhan yang tidak dapat dibayangkan bentuk, ukuran dan sifat-Nya) yang dapat memperkuat keyakinan dan menambah iman.
Ketujuhbelas, memperoleh kemuliaan di dunia dan akhirat, insyaallah jika seorang konsisten dalam mengamalkannya.
Kedelapanbelas, terdorong untuk hidup zuhud (sederhana) dan terbebas dari kecondongan duniawi. Era disrupsi, gempuran mode, konsumerisme dan hedonisme salah satunya adalah dengan memperbanyak zikir La ilaha Illa Allah.
Kesembilanbelas, mendapatkan keberkahan rizki sehingga yang sedikit akan terasa cukup. Ini juga faidah yang sangat penting bagi manusia ditengah begitu banyak kebutuhan hidup yang nyaris tidak terpenuhi, zikir La ilaha illa Allah, akan memberi ketentraman dan perasaan cukup.
Keduapuluh, sampai pada Thubut Qadim ala Matn At Tauhid (keadaan tauhid yang konsisten dan senantiasa tenggelam dalam ingat kepada Allah.
Demikian keutamaan zikir La Ilaha Ila Allah yang sangat berguna bagi manusia khususnya dalam menghadapi era disrupsi dan tantangan global. Selayaknya bagi umat Islam di saat-saat seperti ini untuk memperbanyak zikir La Ilaha Illa Allah; baik setelah melaksanakan shalat fardhu atau di waktu-waktu senggang; Baik ketika dalam kesendirian atau ketika sedang melaksanakan pekerjaan, insyaallah.
Artikel ini pernah terbit di website saleum.id pada 25 Februari 2023 dengan judul 20 Manfaat Zikir La Ilaha Illa Allah di Era Disrupsi; Pesan dari Syekh Abdurrauf As Sinkili. (Ramli Cibro)