Tim Benchmarking STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Sumardi Efendi, S.H.I.,M.Ag
Dosen dan Tim Borang Akreditasi Perbankan Syariah STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh
Dalam menghadapi dinamika pendidikan tinggi yang semakin kompetitif, Program Studi (Prodi) dituntut untuk mampu beradaptasi, berinovasi, dan menjaga kualitas secara berkelanjutan. Salah satu strategi efektif yang telah terbukti mampu memperkuat budaya mutu adalah benchmarking. Benchmarking bukan sekadar kunjungan atau observasi ke perguruan tinggi lain, melainkan proses sistematis untuk mempelajari, memetakan, dan mengadopsi praktik terbaik dari institusi unggul. Melalui benchmarking, Prodi dapat mengidentifikasi standar mutu ideal, mengukur kesenjangan, serta membangun orientasi pengembangan yang lebih terarah dan berkualitas.
Kegiatan benchmarking yang dilakukan Tim Borang Akreditasi Perbankan Syariah STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh ke Program Studi Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) merupakan langkah nyata dalam memperkuat fondasi budaya mutu Prodi. UMSU, melalui Prodi Perbankan Syariah, telah meraih akreditasi Unggul dari LAMEMBA serta mendapatkan pengakuan internasional FIBAA pada tahun 2025. Capaian tersebut bukan hanya indikator keberhasilan administrasi, tetapi wujud manajemen mutu yang dirancang secara matang, dijalankan secara konsisten, dan dikembangkan sesuai kebutuhan zaman. Dengan mengamati praktik unggul tersebut, benchmarking menjadi instrumen strategis untuk memperkuat kualitas Prodi Perbankan Syariah STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh.
Pembelajaran Utama dari Benchmarking ke Prodi Unggul UMSU
Kunjungan benchmarking ini memberikan banyak pembelajaran yang bernilai bagi Tim Borang STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. Salah satu poin utama yang terlihat jelas adalah komitmen kepemimpinan Prodi dalam membangun budaya mutu yang menyeluruh. Di UMSU, budaya mutu bukanlah sekadar jargon, tetapi menjadi sistem kerja yang mengikat seluruh sivitas akademika. Setiap kegiatan akademik, tata kelola administrasi, hingga pengembangan kurikulum dirancang berdasarkan standar mutu yang terukur dan dievaluasi secara berkala.
Prodi Perbankan Syariah UMSU juga menunjukkan bahwa akreditasi internasional FIBAA dapat dicapai apabila Prodi memiliki kurikulum berbasis outcome, relevan dengan perkembangan industri, dan ditopang oleh tata kelola yang profesional. FIBAA menekankan kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan global, keterlibatan industri, kualitas tenaga pendidik, pelayanan akademik, hingga keberlanjutan mutu lulusan. Benchmarking ini membantu Tim Borang memahami standar internasional tersebut, membuka perspektif baru tentang bagaimana Prodi dapat melahirkan lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga siap menghadapi kebutuhan pasar global.
Selain itu, UMSU memberikan contoh kuat mengenai pentingnya penguatan sistem penjaminan mutu internal. Prodi dengan akreditasi unggul tidak hanya unggul dalam dokumentasi, tetapi juga dalam implementasi. Setiap data, laporan kegiatan, evaluasi pembelajaran, hingga tracer study alumni dilakukan secara sistematis dan terdokumentasi dengan baik. Budaya kerja profesional dan komitmen terhadap kualitas tampak dalam setiap proses akademik. Hal ini menjadi inspirasi penting bagi Prodi Perbankan Syariah STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh dalam memperkuat borang akreditasi dan memastikan bahwa seluruh indikator mutu dapat dijalankan secara konsisten.
Tidak hanya itu, benchmarking juga memperlihatkan bagaimana UMSU menjalin kolaborasi erat dengan dunia usaha dan industri (DUDI). Melalui kerja sama dengan bank syariah, fintech syariah, lembaga zakat, dan otoritas keuangan, Prodi mampu menghasilkan kurikulum adaptif yang relevan dengan kebutuhan lapangan. Pelajaran ini menunjukkan bahwa budaya mutu tidak hanya ditentukan oleh internal Prodi, tetapi juga oleh kemampuan menjalin kemitraan yang mendukung relevansi lulusan.
Implementasi Hasil Benchmarking untuk Membangun Budaya Mutu Berkelanjutan
Hasil benchmarking ke UMSU memberikan arah yang jelas bagi Prodi Perbankan Syariah STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh dalam membangun budaya mutu secara berkelanjutan. Langkah pertama yang penting adalah memperkuat siklus penjaminan mutu internal yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Siklus mutu harus dijalankan secara berkesinambungan agar setiap kelemahan dapat segera diperbaiki dan setiap keunggulan dapat dikembangkan lebih jauh.
Selanjutnya, Prodi perlu memastikan bahwa pengembangan kurikulum berorientasi pada capaian pembelajaran (learning outcomes) yang relevan dengan perkembangan industri keuangan syariah. Pembelajaran dari UMSU menunjukkan bahwa kurikulum yang baik adalah kurikulum yang hidup, adaptif, dan diperbaharui sesuai kebutuhan zaman. Kemitraan industri harus diperluas agar mahasiswa mendapatkan pengalaman praktis, wawasan profesional, dan sertifikasi kompetensi yang mendukung daya saing lulusan.
Implementasi budaya mutu juga perlu ditopang oleh dokumentasi yang rapi, sistem informasi yang terintegrasi, dan pelibatan seluruh dosen dalam proses penjaminan mutu. Budaya mutu tidak akan terbentuk apabila hanya menjadi tanggung jawab tim borang atau unit mutu; seluruh sivitas Prodi harus memiliki pemahaman, komitmen, dan kesadaran yang sama.
Dengan memanfaatkan hasil benchmarking secara strategis, Prodi Perbankan Syariah STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh memiliki peluang besar untuk meningkatkan kualitas tata kelola, memperkuat borang akreditasi, dan meraih akreditasi unggul seperti Prodi yang telah dikunjungi. Benchmarking bukan sekadar kunjungan formal, tetapi merupakan jembatan menuju perubahan dan inovasi yang berkelanjutan. Dengan komitmen kuat dan semangat peningkatan kualitas, budaya mutu yang kokoh akan tumbuh dan membawa Prodi menuju daya saing nasional maupun internasional.
Medan, 19 November 2025