Aini Safitri Dosen STAIN Meulaboh Kandidat Doktor di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan, 20 November 2025
Oleh Tim Redaktur Fanshur Institute
Dalam dunia pendidikan tinggi, keteladanan sering kali menjadi sumber energi yang memperkuat semangat para akademisi muda untuk terus meningkatkan kapasitas diri. Salah satu figur inspiratif yang mencerminkan semangat tersebut adalah Aini Safitri, S.Pd., M.Pd., Dosen Muda di STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. Perjalanan akademik dan profesionalnya memberikan gambaran nyata bahwa pencapaian bukanlah hasil dari keberuntungan semata, melainkan buah dari konsistensi, kerja keras, dan komitmen untuk terus belajar. Melalui proses panjang yang ia jalani hingga ke jenjang doktoral, Aini menunjukkan bahwa pendidikan bukan sekadar gelar, tetapi sebuah jalan pengabdian.
Karier Aini bermula dari posisi yang sederhana tetapi sangat berarti: Guru Honor di Aceh Tamiang. Banyak orang memandang profesi guru honor sebagai pekerjaan sementara atau batu loncatan menuju pekerjaan yang lebih mapan. Namun Aini menjalani peran tersebut dengan sepenuh hati, menyadari bahwa ruang kelas adalah tempat di mana karakter dan intelektualitas generasi masa depan ditempa. Pengalaman tersebut menjadi fondasi penting baginya dalam memahami realitas pendidikan secara langsung—mulai dari tantangan sumber daya, rendahnya kesejahteraan guru honor, hingga kebutuhan siswa akan figur pendidik yang tulus dan berkomitmen.
Transformasi kariernya berlangsung ketika ia berhasil menjadi Dosen PNS pada tahun 2020, bergabung dengan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. Peralihan ini menandai babak baru dalam kehidupannya: dari pengajar tingkat dasar menuju dunia akademik yang menuntut kompetensi lebih tinggi. Sebagai dosen muda, Aini tidak hanya mengajar, tetapi juga terlibat dalam penelitian, pengabdian masyarakat, serta pengembangan keilmuan di lingkungan kampus. Statusnya sebagai dosen PNS di usia relatif muda menunjukkan bahwa dedikasi yang ia bangun sejak awal kariernya telah membuahkan hasil yang signifikan.
Namun perjalanan Aini tidak berhenti pada pencapaian tersebut. Pada tahun 2023, ia mengambil langkah besar dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang S3 di Prodi Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU). Keputusan ini tidak hanya menggambarkan ambisinya sebagai akademisi, tetapi juga mencerminkan kesadaran bahwa seorang pendidik harus terus memperbarui kualitas dan keilmuannya seiring perkembangan zaman. Di tengah berbagai tuntutan pekerjaan, tanggung jawab sosial, dan tantangan pribadi, keberanian Aini untuk melangkah ke jenjang doktoral adalah bentuk komitmen kuat terhadap dunia pendidikan Islam.
Menempuh studi doktoral bukanlah perjalanan yang mudah. Prosesnya menuntut kedisiplinan akademik, kemampuan berpikir kritis, dan ketahanan mental yang tinggi. Aini Safitri melewati tahapan-tahapan tersebut dengan kesungguhan, hingga pada saat ini berada di fase penting dalam studinya: akan melaksanakan seminar hasil disertasi. Tahap ini melambangkan bahwa ia telah menyelesaikan sebagian besar penelitiannya dan siap mempertanggungjawabkan temuannya di hadapan para penguji. Pencapaian ini menjadi bukti bahwa tekad yang kuat dapat membawa seseorang melintasi berbagai hambatan, baik akademik maupun non-akademik.
Kisah Aini Safitri sesungguhnya lebih dari sekadar perjalanan seseorang menuju gelar doktor. Ini adalah narasi tentang keberanian perempuan muda Aceh untuk menembus batas-batas yang sering kali muncul dalam dunia akademik. Dalam konteks lokal, keberadaan akademisi perempuan di jenjang tertinggi pendidikan masih terbilang terbatas. Kehadiran Aini menjadi bukti bahwa perempuan Aceh memiliki ruang yang luas untuk berkembang, berprestasi, dan memberikan kontribusi signifikan bagi institusi pendidikan maupun masyarakat.
Inspirasi yang bisa dipetik dari perjalanan Aini adalah bahwa belajar tidak pernah berhenti. Ketika seseorang merasa cukup, saat itu pula proses pertumbuhan terhenti. Aini memilih jalan berbeda: ia terus membuka ruang bagi dirinya untuk belajar, memperbaiki diri, dan memberikan yang terbaik bagi dunia akademik. Ini merupakan pelajaran penting bagi mahasiswa, dosen muda, dan siapa pun yang ingin membangun karier berlandaskan integritas dan ilmu pengetahuan.
Selain itu, keteladanan Aini mengajarkan bahwa studi S3 bukan hanya tentang meraih gelar, tetapi tentang kontribusi. Penelitian yang ia susun, pemikiran yang ia kembangkan, serta inovasi pendidikan yang mungkin lahir dari hasil disertasinya akan memberikan dampak jangka panjang terhadap kualitas pendidikan Islam, baik di Aceh maupun Indonesia secara umum.
Pada akhirnya, perjalanan akademik Kandidat Doktor Aini Safitri adalah cermin bahwa keberhasilan tidak datang secara instan. Ia membuktikan bahwa seseorang bisa berangkat dari posisi sederhana, bekerja keras dengan penuh dedikasi, dan akhirnya berdiri di titik pencapaian yang membanggakan. Bagi siapa pun yang merencanakan melanjutkan studi S3, kisah Aini menjadi pengingat bahwa tekad yang kuat, konsistensi, dan ketulusan dalam mengabdi akan membuka jalan menuju keberhasilan.
Inilah inspirasi yang lahir dari keteladanan—bahwa belajar adalah perjalanan seumur hidup. Semoga semangat Aini Safitri menjadi cahaya bagi generasi akademisi berikutnya.